Kebudayaan Dan Masyarakat

Table of Contents

1.      Unsur-unsur Kebudayaan

 Tujuh Unsur Kebudayaan Universal. Dari beberapa pendapat para ahli, C. Kluckhohn bisa di ambil referensinya pada pembahasan kali ini. C. Kluckhohn membuat karya yg berjudul Universal Catagories of Culture , ia menjelaskan 7 unsur dalam bukunya tersebut dan di beri nama Culture Universals. Yang berisikan sebagai berikut : 
a.       Sistem Kepercayaan (Religi)
b.      Sistem Pengetahuan
c.       Peralatan dan Perlengkapan Hidup Manusia
d.      Mata Pencarian dan Sistem – sistem Ekonomi
e.       Sistem Organisasi Kemasyarakatan
f.       Bahasa
g.      Kesenian

Urutan unsur – unsur kebudayaan di atas menurut Koentjaraningrat didasarkan pada mudah atau sulitnya suatu unsur kebudayaan mengalami perubahan. Artinya, unsur kebudayaan yang pertama atau nomer 1 dianggap sebagai unsur kebudayaan Universal yang paling sulit berubah, sedangkan urutan yang paling terakhir merupakan Unsur yang paling mudah untuk berubah.Berikutnya kita akan menjelaskan sedikit tentang sistem 7 Unsur Kebudayaan Universal di atas :
a.       Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
b.      Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
c.       Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup Manusiaa
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
d.      Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
e.       Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
f.       Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
g.      Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.

2.      Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani kehidupannya. Kebutuhan- kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaanyang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Mengapa sebagian besar? ..... Karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.
Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi ataukebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:
a.       Alat-alat produktif.
b.      Senjata.
c.       Wadah.
d.      Makanan dan minuman.
e.       Pakaian dan perhiasan.
f.       Tempat berlindung dan perumahan.
g.      Alat-alat transport.
Dalam rangka melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi dirinya. Taraf seperti ini masih dijumpai pada masyarakat yang sampai sekarang ini masih rendah taraf kebudayaannya. Taraf teknologi mereka belum mencapai tingkatan kemungkinan- kemungkinan untuk memanfaatkan dan menguasai lingkungan alamnya.
Masyarakat yang sudah kompleks yang tarafkebudayaannya lebih tinggi, kondisinya sudah berlainan dengan taraf permulaan. Hasil karya manusia yaitu teknologi, memberikan kemungkinan- kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila memungkinkan ---- akan menguasai alam. Perkembangan teknologi di negara- negara besar seperti Amerika Serikat, Jerman dan sebagainya, merupakan contoh di manamasyarakatnya tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitarnya.
Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai- nilai sosial yang sangat perlu untuk mengadakan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan. Karsa merupakan daya upaya manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada di dalammasyarakat. Untuk menghadapi kekuatan- kekuatan yang buruk, manusia terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berlaku di dalam pergaulan hidup.
Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Setiap orang --- bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri. --- Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi --- yang berarti kebiasaan orang seorang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah. Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur baginya.

3.      Sifat Hakikat Kebudayaan

Setiap kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan dimana juga, sifat hakikat kebudayaan tersebut adalah:
a.       Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia
b.      Kebudayaan telah terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan
c.       Kebudayaan diperlakukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
d.      Kebudayaa mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri setiap kebudayaan, akan tetapi apabila seseorang hendak memahami sifat hakikatnya yang esensial, terlebih dahulu harus memecahkan pertentangan yang ada di dalamnya, disebutkan menurut Melville,J.Herkovits, dalam buku Setangkai Bunga Sosiologi sebagai berikut :
a.       Di dalam pengalaman manusia, kebudayaan bersifat universal.
b.      Akan tetapi perwujudan kebudayaan mempunyai ciri-ciri khusus yang sesuai dengan situasi maupun lokasinya.
c.       Kebudayaan bersifat stabil di samping juga dinamis, dan setiap kebudayaan mengalami perubahan-perubahan yang kontinu.
d.      Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan atau perkembangan-perkembangan, hanya kebudayaan yang mati saja yang bersifat statis.
e.       Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia, walaupun hal itu jarang disadari oleh manusia sendiri.
f.       Gejala tersebut dapat diterangkan secara singkat bahwa walaupun kebudayaan merupakan atribut manusia. Namun, tak mungkin seseorang mengetahui dan meyakini seluruh unsur kebudayaannya.

4.      Hubungan antara Masyarakat dan Kebudayaan

Masyarakat dan kebudayaan seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Berbicara tentang masyarakat tentu tak akan lepas dari konsep budaya, karena kebudayaan adalah segala yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh masyarakat. Dalam proses pergaulannya, masyarakat akan menghasilkan budaya yang selanjutnya akan dipakai sebagai sarana penyelenggaraan kehidupan bersama. Oleh sebab itu, konsep masyarakat dan konsep kebudayaan merupakan dua hal yang senantiasa berkaitan dan membentuk suatu sistem.

5.      Kaitan Manusia dengan Kebudayaan

Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur manusia agar sesuai dengannya.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai diaektis, maksudnya saling terikat satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui 3 tahap yaitu:
a.       Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
b.      Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi realisasi obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
c.       Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

6.      Kepribadian dan Masyarakat

Menurut Roucek dan Warren dalam Sociology an Introduction, kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain sifat yang dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tersebut berhubungan dengan orang lain.
Sifat-sifat tadi makin lama makin berkembang dengan bertambah dewasanya individu tersebut. Semuanya itu, akan menghasilkan peranan individu dalam kelompoknya. Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian.
Untuk membatasi diri pada hal-hal yang penting, maka beberapa uraian di bawah ini, akan dapat dikaitkan dengan tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk-bentuk kepribadian, yakni :
a.       Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasr kedaerahan
b.      Cara hidup di kota dan di desa yanng berbeda (urban dan rural ways of life)
c.       kebudayaan khusus kelas sosial
d.      kebudayaan khusus atas dasar agama
e.       kebudayaan berdasarkan profesi
inti kebudayaan setiap masyarakat adalah sistem nilai yang dianut oleh masyarakat pendukung kebudayaan bersangkutan. Sistem nilai tersebut mencakup konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap buruk (sehingga harus dihindari) dan apa yang dianggap baik (sehingga harus selalu dianut). Dengan demikian, dikenal pembedaan antara nilai-nilai yang positif dan nilai-nilai yang negatif.
Nilai-nilai tersebut (misalnya yang positif) dikongkritkan ke dalam norma-norma. Norma-norma tersebut merupakan patokan atau pedoman untuk berperilaku secara pantas. Misalnya, ada nilai positif yang menyatakan bahwa manusia harus menepati janjinya, nilai tersebut, antara lain, terwujud dalam norma (hukum) yang berbunyi “perjanjian berlaku sebagai undang-undang bagi pembuatnya”.

7.      Gerak Kebudayaan

Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika atau gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Gerak manusia terjadi, karena manusia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya.
Hal ini berarti, karena terjadinya hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat. Menurut Koentjaraningrat dalam op.cit akulturasi (proses penggabungan unsur-unsur yang berbeda) terjadi bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan yang tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Namun, tidak semua akulturasi dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat. Berikut adalah unsur-unsur kebudayaan yang dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat pada umumnya :
a.       Unsur kebudayaan kebendaan seperti alat-peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.
b.      Misalnya, adalah alat tulis-menulis yang banyak diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat.
c.       Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar, misalnya radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass media.
d.      Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk melengkapi pabrik-pabrik penggilingan.
Sedangkan, unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima masyarakat adalah :
a.       Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
b.      Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Misalnya, adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik, dapat menghasilkan integrasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Unsur-unsur kebudayaan asing yang diterima sebelumnya akan melalui proses pengolahan, sehingga bentuknya tidaklah asli lagi sebagai semula.
Akan tetapi, meski sudah diolah sedemikian rupa, sehingga merupakan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Namun, tidak mustahil timbul kegoncangan kebudayaan (cultural shock), hal ini terjadi apabila warga masyarakat mengalami disorientasi dan frustasi, di mana muncul perbedaan yang tajam antara cita-cita dengan kenyataan yang disertai dengan terjadinya perpecahan-perpecahan di dalam masyarakat tersebut.
8.      Dinamika Kebudayaan
Dinamika kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup di masyarakat  yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena dia mengadakan hubungan dengan manusia lainya. Hubungan yang makin intensif inilah yang kemudian yang melahirkan akulturasi kebudayaan.
Menurut Koentjaraningrat (1996: 142) semua konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan disebut sebagai dinamika social. Beberapa konsep tersebut antara lain sebagai berikut.
a.       Proses belajar kebudayaan sendiri, yang terdiri dari internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi;
b.      Evolusi kebudayaan dan difusi;
c.       Proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing, yang meliputi akulturasi dan asimilasi;
d.      Proses pembauran atau inovasi atau penemuan baru.
Menurut Prof. Koentjoroningrat  juga wujud kebudayaan ini di bagi menjadi tiga unsur yaitu :
a.       Kebudayaan idiil, mewujudkan adat tata kelakuan atau adat-istiadat.
b.      Sistem Sosial, mewujudkan perjalanan dengan pola pada manusia yang sifatnya nyata, bisa di lihat, bisa dipotret dan bisa di dokumentasi.
c.       Kebudayaan Fisik, hasil karya manusia yang berujud barang-barang kebutuhan manusia yang beraneka ragam.
Dalam tiga unsur ini intinya di dua warna yaitu:
a.       Barang-barang yang bisa di sentuh atau yang ketingaling mata atau kasat mata.
b.      Barang-barang yang sifatnya abstrak, yang tak bisa di sentuh atau tidak kasat mata.
Sebutan adat tata kelakuan ini mempunyai tugas mengatur, menentukan dan menunjukan pada manusia di masyarakat biar tindakan baek dalam bermasyarakat. Adat kelakuan ini tak kelihatan atau bisa di sentuh tangan, yang bisa di lihat atau dinilai yaitu tindakan manusia di dalam bermasyarakat atau interaksi.