Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tugas Pokok dan Fungsi Guru (UU No. 14)

Sebagai seorang guru sudah sepatutnyalah selalu ingat akan tugas pokok dan fungsinya, agar sosok guru senantiasa melekat seiring dengan perubahan jaman yang semakin maju. Dengan menyadari tugas pokok nya maka ia berhak untuk selalu disebut sebagai guru profesional. Namun yang tak kalah penting adalah agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif serta efisien yang berbasis PAIKEM. Apa saja tugas pokok dan fungsi guru, berikut uraiannya

  1. Membuat program pengajaran( Silabus,  RPP, prota, promes )
  2. Menganalisa materi pelajaran
  3. Membuat lembar kerja siswa ( LKS )
  4. Membuat program harian/jurnal belajar
  5.  Melaksanakan kegiatan pembelajaran
  6. Melaksanakan kegiatan penilaian baik itu ulangan harian,tengah semester atau akhir semester
  7.  Melaksanakan analisis ulangan, program remedial, pengayaan
  8. Mengisi daftar nilai siswa, mengisi raport
  9. Melaksanakan bimbingan kelas/konseling
  10.  Melaksanakan kegiatan bimbingan guru/tutor sebaya apabila telah mengikuti pelatihan
  11. Membuat alat bantu mengajar/alat peraga
  12.  Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
  13.  Melaksanakan tugas tertentu di sekolah ( PKS, wali kelas dll )
  14. Membuat catatan tentang kemajuan peserta didik
  15.  Meneliti daftar hadir siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung
  16.  Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya
  17.  Mengumpulkan angka kredit dan menghitungnya untuk kenaikan pangkat
  18. Menumbuhkembangkan sikap menghargai seni
  19. Mengikuti kegiatan kurikulum
  20. Mengadakan penelitian tindakan kelas

Demikianlah tugas pokok dan fungsi guru, agar para guru menjadi lebih profesional dibidangnya dan tahu akan tugas dan tanggungjawab yang harus diemban, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien dan terlebih menjadi hal yang menyenangkan serta meringankan beban guru karena sudah tahu apa yang harus dikerjakannya.

www.sarjanamuda.id

Pendidikan abad 21 memiliki ciri-ciri:

1.       Siswa belajar dengan asyik, dan berani mengungkapkan isi hatinya tanpa tekanan.

2.       Terjalin hubungan yang dekat antara guru dan siswa serta orangtua,

3.       Guru tak tertekan dengan beban berat, sukacita membimbing dan mendampingi siswa.

4.   Guru bertindak sebagai orangtua kedua dapat memasukkan nilai-nilai baik dalam kehidupan siswa.

5.       Guru perlu punya daya kreatif inovatif yang unggul sehingga mampu membawa siswa menjadi lebih baik.

6.       Siswa berinovasi maksimal di setiap pembelajaran.

7.       Kurikulum tertata runtut dan dengan tema belajar yang tak tumpang tindih.

8.       Kurikulum dengan tema menarik dan bermanfaat bagi siswa, orangtua dan masyarakat.

9.       Dukungan penuh orangtua siswa dalam daya dan dana.

10.   Terdapat suasana kekeluargaan di sekolah, saling dukung antarguru, guru dengan orangtua dan guru dengan siswa.

11.   Terdapat sistem penilaian terbuka sehingga perkembangan belajar siswa terpantau.

Objek Material dan Objek Formal Ilmu Pendidikan

1.Objek matrial ilmu pendidikan adalah hal atau bahan yang menjadi sasaran suatu ilmu pengetahuan

2. Objek formal ilmu pendidikan adalah sudut pembahasan suatu ilmu pengetahuan

Kedua Objek ilmu pendidikan ini memiliki keterkaitan. Misalnya ilmu sosial dan ilmu psikologi yang kedua macam ilmu pengetahuan itu mempunyai objek material sama yaitu manusia, akan tetapi obyek formalnya berbeda. Ilmu social membahas manusia dari sudut pembahasan kehidupan individu dan interaksinya antar masyarakat sedangkan ilmu psikologi membahas manusia dari sudut pembahasa jiwa dan pikiran dari individu itu sendiri. Oleh karena itu obyek material (sasaran yang dipelajari) ilmu pengetahuan dapat sama sedang obyek formalnya (sudut pembahasannya) berbeda.

Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai obyek. Obyek dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: Obyek material dan obyek formal.

Yang disebut obyek material adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran atau penelitian ilmu. Sedangkan menurut Surajiyo dkk. obyek material dimaknai dengan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan. Obyek material juga berarti hal yang diselidiki, dipandang atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Obyek material mencakup apa saja, baik yang konkret maupun yang abstrak, yang materil maupun yang non-materil. Bisa pula berupa hal-hal, masalah-masalah, ide-ide, konsep-konsep dan sebagainya. Misal: objek material dari sosiologi adalah manusia. Contoh lainnya, lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Maka, berpikir merupakan obyek material logika.

Istilah obyek material sering juga disebut pokok persoalan (subject matter). Pokok persoalan ini dibedakan atas dua arti, yaitu:

1.  Pokok persoalan ini dapat dimaksudkan sebagai bidang khusus dari penyelidikan faktual. Misalnya: penyelidikan tentang atom termasuk bidang fisika; penyelidikan tentang chlorophyl termasuk penelitian bidang botani atau bio-kimia dan sebagainya.

2.   Dimaksudkan sebagai suatu kumpulan pertanyaan pokok yang saling berhubungan. Misalnya: anatomi dan fisiologi keduanya berkaitan dengan struktur tubuh. Anatomi mempelajari strukturnya sedangkan fisiologi mempelajari fungsinya. Kedua ilmu tersebut dapat dikatakan memiliki pokok persoalan yang sama, namun juga dikatakan berbeda. Perbedaaan ini dapat diketahui apabila dikaitkan dengan corak-corak pertanyaan yang diajukan dan aspek-aspek yang diselidiki dari tubuh tersebut. Anatomi mempelajari tubuh dalam aspeknya yang statis, sedangkan fisiologi dalam aspeknya yang dinamis.

Obyek formal adalah pendekatan-pendekatan secara cermat dan bertahap menurut segi-segi yang dimiliki obyek materi dan menurut kemampuan seseorang. Obyek formal diartikan juga sebagai sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut pandang darimana obyek material itu disorot. Obyek formal suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Suatu obyek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda-beda. Oleh karena itu, akan tergambar lingkup suatu pengetahuan mengenai sesuatu hal menurut segi tertentu. Dengan kata lain, “tujuan pengetahuan sudah ditentukan.

Misalnya, obyek materialnya adalah “manusia”, kemudian, manusia ini ditinjau dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia, diantaranya: psikologi, antropologi, sosiologi dan sebagainya.  

Download UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru danDosen